Catetan Cinta Friendzone #1 (Smartphone Putih)

/
0 Comments
~
Dulu aku mencinta, setelah kutemukan dirimu..
Dulu aku dicinta, setelah kau serahkan hatimu..
Dulu aku bahagia, saat kau hadir di siang-malamku..
Dan dulu indah dunia, setelah cinta persatukan kau dan aku..

Tapi itu dulu..

Dulu sebelum kau..
~



Smartphone Putih

          Dengan kening berkerut ibu jarinya mengetuk navigasi back pada sisi kanan-bawah layar Smartphone berwarna putih itu. Dibukanya aplikasi Chatting. Dilihatnya, ternyata pesan yg dikirimnya tadi pagi sudah masuk namun tidak di read oleh Luna, kekasih hatinya itu. Apa yg salah dengannya, kenapa akhir-akhir ini kayak dingin sekali? keluhnya dalam hati.

          Diketuknya kolom writing pada sisi bawah layar dan dengan teliti mengetuk satu-persatu huruf kecil yg ada di sebentang layar 5 inchi tersebut. “Tak pernah kau balas pesanku, sesibuk itukah.?” kemudian diketuknya button send dan ditutupnya aplikasi sialan itu.

          Ting..!! notifikasi pertanda pesan masuk, dibukanya HP mungil buatan Tiongkok tersebut. Ternyata ada balasan dari Luna, “ :) ” hanya dua digit karakter berbentuk emoticon smile  itu yg didapatnya dari balasan Luna. Bukan kepalang panas hatinya, dikutuknya HP tak berdosa itu, dimakinya dan dilemparkannya ke kasur.

          Ting..!!  dentingan itu terdengar lagi, tidak segera ditanggapinya, masih panas hatinya. Sesaat kemudian dentingan yg sama terdengar lagi, dengan berat hati ia berdiri dan mendapati hand phone mungil yg baru saja dilemparkannya itu.

          Ahh.. siapa lagi ini, kayak sok kenal sekali.. Sialan..!! makinya kembali. Sebenarnya tak ada yg salah dengan pesan dari kontak baru itu, hanya berisi ucapan selamat sore, “Selamat sore kak Togar.. :) ” karena hatinya tengah kacau, semua bisa saja menjadi hal yg menyebalkan baginya.

          Tak dibalasnya pesan baru itu, kini ada dua pesan yg belum dibalas olehnya bersamaan dengan pesan-pesan lain yg dianggapnya tidak terlalu penting untuk ditanggapi. Hati togar masih kesal kepada gadis yg dianggapnya telah berubah itu, bagaimana tidak, seharian Togar tak mendapat kabar dari Luna, kemaren juga tidak dan akhir-akhir ini gadis itu memang jarang menghubunginya.

          Bah, mengapa pula aku ini. Buat apa pula kupikirkan orang yg tak memikirkanku sepertinya ini.? Sial.. kayak ditarik ulurnya pula hatiku.. keluhnya. Dilemparkannya pandangan ke langit-langit kamar yg sempit itu. Makin sempit dia rasa, sesempit hatinya yg tengah kacau bergemelut dengan rindu, rindu akan perhatian gadis pujaan hatinya itu.

          Oke, sekarang kutanya. Kau siapa? Kau itu bukan siapa-siapa bodoh.!! Sadarlah, kau bukan siapa-siapa.!!  Dia berdialog dengan dirinya sendiri, matanya memandang kosong ke jam weker yg berdiri di sisi  kiri meja belajarnya. Sesak dadanya, serasa ingin diteriakkannya keras-keras agar sesak itu meledak bersama ‘suara’.

          Kalau berarti pula kau baginya tak akan diabaikannya kau seperti ini, tidakkah kau sadar bahwa selama ini kau hanya.. hanya mainan baginya, sebagai pengisi sepi dan sewaktu-waktu bisa saja datang dan pergi sesuka hatinya? Bodoh.. selalu kau harapkan yg lebih darinya..!! Dadanya makin sesak. Tersedan. Membuatnya sulit bernapas.

          Jangan kau kira sikap manisnya selama ini berarti suka pula dia samamu.. Tidak bodoh, tidak. Kau bukan siapa-siapa dan tak berarti baginya..!! di sibaknya rambut yg berantakan itu dengan kedua belah tangannya.

          Kini fikirannya semakin karut, kusut bersama keresahan hati yg tidak bisa terima diperlakukan seperti ini. Tak pernah ia berfikir sekotor ini, terlebih terhadap seorang gadis yg telah dikenal baiknya seperti Luna. Mungkin kemelut hatinya telah merusak saraf otak hingga fikirannya tak sinkron dengan hati, akibatnya semua sistem yg ada bekerja diluar kendali.

          Hitam. Kabut hitam itu telah menggelapkan otaknya, menyelimuti hatinya dan menutup matanya. Hanya hitam yg kini ia rasakan, menolak seluruh inderanya bekerja secara normal. Kabut itu membutakan.

          Baiklah, mulai sekarang tak akan lagi ku urusi urusannya, tak akan lagi ku ganggu hidupnya dan tak akan lagi kupedulikan masalahnya.. di helanya nafas perlahan, dikeluarkannya dengan kuat hingga terdengar jelas ditelinganya suara dengusan itu.

          Kini ia tampak lebih mendingan, fikirannya mulai beralih ke hal yg lain (Meskipun sebenarnya tidak, dadanya masih sesak namun berusaha disembunyikannya seolah mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa ia baik-baik saja. Tentu saja semua itu ‘percuma’).

          Tak berselang lama keningnya berkerut kembali, rupanya masih ada yg mengganjal dihatinya.

          Memangnya siapa pula yg peduli samamu, siapa pula yg butuh perhatianmu? jangan bodoh, bodoh..!!  kali ini ia benar-benar benci dengan dirinya, ia mulai benci dengan perasaannya yg labil tak karuan, benci terhadap perlakuan Luna dan benci semuanya. Sangat ‘benci’.

          Geram hatinya karena merasa tak dipedulikan lagi. Sikap Luna yg akhir-akhir ini mendingin membuatnya berkecil hati, seolah hanya dia yg mengharapkan Luna, seolah hanya dia yg membutuhkan kejelasan hubungan mereka ini, seolah ialah yg mengejar-ngejar dan mengharapkan perhatian Luna. Padahal sebelum-sebelumnya tak begitu, Togar selalu mendapat perlakuan manja, perhatian lebih serta kata-kata mesra dari gadis itu.

          Meskipun hubungan mereka tidak diikat oleh status, namun sikap mereka selama ini menunjukkan adanya rasa saling sayang dan rasa memiliki antara satu sama lain. Hal ini tentu membuat Togar merasa tak nyaman, disisi lain ia takut jikalau mengungkapkan cinta kepada gadis itu akan merusak ‘persahabatan’ yg telah mereka jalin selama ini. Terlebih jikalau gadis itu tidak membalas cintanya, selain kecewa tentu saja rasa malu serta segan akan muncul. Pasti lah hal itu akan menjauhkan mereka, itu sebabnya hingga kini Togar tak berani berkata apa-apa dan lebih memilih diam.

          Mungkin dia hanya menganggapku sebagai seorang sahabat, tak lebih. Atau mungkin aku saja yg terlalu berlebihan menilai perasaannya, menganggapnya memiliki perasaan yg sama denganku. Atau mungkin dia telah menemukan lelaki lain yg lebih baik, lebih tampan, atau mungkin.. ah. Sial.. Sialan..!! 

***
..
..


You may also like

Tidak ada komentar:

POSTINGAN MENARIK LAINNYA

EDY SUTERA JAYA. Diberdayakan oleh Blogger.